Hari
ini tepat 19 hari gue menjalani masa liburan setelah UAS pertama gue di
kehidupan kuliah. Satu hal yang baru gue rasain dan mesti gue syukurin adalah
GILA NDRO, LIBURNYA LAMA BANGET! Gue akhirnya ngerasain sendiri cerita rakyat
yang sering gue denger pas sekolah tentang
enaknya hidup kuliah. Kelas yang cuma beberapa jam sehari, yang itupun ga Senin
sampai Jumat ada, bebas mau pakai baju apa aja, sampai waktu molor yang
berlimpah ruah. Gue kira itu semuanya cuma mitos sampai gue mengalaminya
sendiri..
Gue,
detik ini, adalah mahasiswa pascasemester 1- prasemester 2 Hubungan
Internasional di salah satu universitas di Depok. Gue sendiri ngekos di kosan
(ya iyalah) deket kampus gue. Buat gue, masa kuliah merupakan suatu fase baru
dalam hidup gue. Beda banget kuliah sama pas di SMA. Mulai dari semuanya yang
cenderung lebih bebas, sehingga kalo lo ga bisa ngatur waktu bakal keteteran
sendiri, pelajaran- pelajarannya yang lebih expert dan menjurus, sampai tugas-
tugasnya yang- Allahu Akbar- menimbulkan semangat jihad, berani mati. Its free,
yet paralyzing.
Gue
merasakan banget perlunya management waktu yang efektif dan ga wasting time
(gue bilang ‘merasakan’ loh ya, bukan ‘melakukan’ :p). Its very possible for
you buat tidur- tiduran di kosan seharian kalo ngga ada kelas, tapi gue suka
merasa hampa-di-tengah-kesendirian kalo gue menghabiskan waktu gue cuman dengan
kayak gitu. Its not about how much spare time you get, but how you spend it
wisely doing something useful.
Contohnya, banyak kakak kelas senior gue yang masokis sama diri mereka
sendiri. Eits, jangan mikir mesyum dulu, masokis di sini maksudnya mereka suka ‘menyakiti’
diri mereka sendiri dengan berbagai aktivitas, entah itu UKM, kepanitiaan, maupun
acara- acara tertentu. Mereka menyakiti diri mereka dengan berbagai kegiatan
yang bermanfaat. Mungkin mereka bakal ngerasa keteteran dan kehilangan waktu
istirahatnya, sampai mungkin timbul pikiran “Why the fuck I got these?!” , tapi
dengan cara itulah mereka merasa bahagia dan produktif dalam menghabiskan
waktunya.
Gue
sendiri bukanlah tipe orang yang masokis. Pertama, track- record gue ga terlalu
baik dalam menjalankan banyak hal dalam waktu bersamaan. Kedua, gue adalah
contoh nyata dari negasi gue-orang-yang-rajin. Entah kenapa gue orang yang
moody dalam ngelakuin berbagai hal. Ketika mood gue lagi hot- hotnya, gue bakal
dengan semangat membabi buta ngelakuinnya sampai orang- orang ngira gue
kesurupan pocong kesurupan (bisa disebut kesurupan-ception). Dan kalo mood gue
lagi ambrol, gue bakal jadi semalas itu, bahkan buat napas aja males (eh, mati
dong?).
Dan,
beberapa temen gue pun ada yang lebih memilih untuk berleha- leha di waktu
kosongnya. Molor menempati kasta tertinggi dalam stratifikasi hidupnya. Ketika
ada satu hari kosong tanpa kelas, mereka lebih milih buat males- malesan di
kosan, tidur- tiduran Online friendster
sambil minum ale- ale, plus satu kaki ngangkang ke dinding. Gue sendiri kadang-
kadang suka terseret dalam filosofi hidup seperti ini, kira- kira kayak gini
ilustrasinya:
" Pret, besok kosong nih, enaknya ngapain ya?" tanya gue.
" Molor aje broo, waktu kosong seharian
gitu jangan lo sia- siain kawan!" kata
Sukampret semangat.
" Ah, masa diabisin buat tidur
doang pret! Rugi tau, masih banyak hal yang bisa kita
lakukan di dunia
ini selagi kita masih hidup", balas gue dengan sok bijak.
" Ah serah lo deh, hidup- hidup lo! Awas
aja lo besok ikut molor bareng gue."
" Gue mau ikut si Anton bantu-
bantu bakti sosial ah! Pasti lebih bermanfaat."
Esoknya, tepat jam 8 pagi di depan kamar
Sukampret.
" Preet, gue numpang tidur
kamer lo dong, kamer gue panas nih..."
Dan, kami tidur sampai dua minggu ke
depan.
Yaa,
begitulah salah satu aspek kehidupan kuliah. Lo bebas milih buat ngisi hari-
hari lo dengan berbagai kegiatan positif atau cuma dengan males- malesan
sepanjang hari.
Its
totally your right to decide it and you’ll get the worth result according to
your doing!
Eh,
gue tidur dulu ya.
semangkaaa
ReplyDeleteSukampretnya siapa fa? hahahah jangan2 gw ya? insecure.. hahahh
ReplyDelete