Wednesday, January 9, 2013

Masokis atau Pemalas?

     Hari ini tepat 19 hari gue menjalani masa liburan setelah UAS pertama gue di kehidupan kuliah. Satu hal yang baru gue rasain dan mesti gue syukurin adalah GILA NDRO, LIBURNYA LAMA BANGET! Gue akhirnya ngerasain sendiri cerita rakyat yang sering gue denger pas sekolah  tentang enaknya hidup kuliah. Kelas yang cuma beberapa jam sehari, yang itupun ga Senin sampai Jumat ada, bebas mau pakai baju apa aja, sampai waktu molor yang berlimpah ruah. Gue kira itu semuanya cuma mitos sampai gue mengalaminya sendiri..

     Gue, detik ini, adalah mahasiswa pascasemester 1- prasemester 2 Hubungan Internasional di salah satu universitas di Depok. Gue sendiri ngekos di kosan (ya iyalah) deket kampus gue. Buat gue, masa kuliah merupakan suatu fase baru dalam hidup gue. Beda banget kuliah sama pas di SMA. Mulai dari semuanya yang cenderung lebih bebas, sehingga kalo lo ga bisa ngatur waktu bakal keteteran sendiri, pelajaran- pelajarannya yang lebih expert dan menjurus, sampai tugas- tugasnya yang- Allahu Akbar- menimbulkan semangat jihad, berani mati. Its free, yet paralyzing.

     Gue merasakan banget perlunya management waktu yang efektif dan ga wasting time (gue bilang ‘merasakan’ loh ya, bukan ‘melakukan’ :p). Its very possible for you buat tidur- tiduran di kosan seharian kalo ngga ada kelas, tapi gue suka merasa hampa-di-tengah-kesendirian kalo gue menghabiskan waktu gue cuman dengan kayak gitu. Its not about how much spare time you get, but how you spend it wisely doing something useful. Contohnya, banyak kakak kelas senior gue yang masokis sama diri mereka sendiri. Eits, jangan mikir mesyum dulu, masokis di sini maksudnya mereka suka ‘menyakiti’ diri mereka sendiri dengan berbagai aktivitas, entah itu UKM, kepanitiaan, maupun acara- acara tertentu. Mereka menyakiti diri mereka dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat. Mungkin mereka bakal ngerasa keteteran dan kehilangan waktu istirahatnya, sampai mungkin timbul pikiran “Why the fuck I got these?!” , tapi dengan cara itulah mereka merasa bahagia dan produktif dalam menghabiskan waktunya. 

     Gue sendiri bukanlah tipe orang yang masokis. Pertama, track- record gue ga terlalu baik dalam menjalankan banyak hal dalam waktu bersamaan. Kedua, gue adalah contoh nyata dari negasi gue-orang-yang-rajin. Entah kenapa gue orang yang moody dalam ngelakuin berbagai hal. Ketika mood gue lagi hot- hotnya, gue bakal dengan semangat membabi buta ngelakuinnya sampai orang- orang ngira gue kesurupan pocong kesurupan (bisa disebut kesurupan-ception). Dan kalo mood gue lagi ambrol, gue bakal jadi semalas itu, bahkan buat napas aja males (eh, mati dong?).

     Dan, beberapa temen gue pun ada yang lebih memilih untuk berleha- leha di waktu kosongnya. Molor menempati kasta tertinggi dalam stratifikasi hidupnya. Ketika ada satu hari kosong tanpa kelas, mereka lebih milih buat males- malesan di kosan, tidur- tiduran  Online friendster sambil minum ale- ale, plus satu kaki ngangkang ke dinding. Gue sendiri kadang- kadang suka terseret dalam filosofi hidup seperti ini, kira- kira kayak gini ilustrasinya:

" Pret, besok kosong nih, enaknya ngapain ya?" tanya gue.

" Molor aje broo, waktu kosong seharian gitu jangan lo sia- siain kawan!" kata 
  Sukampret semangat.

" Ah, masa diabisin buat tidur doang pret! Rugi tau, masih banyak hal yang bisa kita 
  lakukan di dunia ini selagi kita masih hidup", balas gue dengan sok bijak.

" Ah serah lo deh, hidup- hidup lo! Awas aja lo besok ikut molor bareng gue."

" Gue mau ikut si Anton bantu- bantu bakti sosial ah! Pasti lebih bermanfaat."

Esoknya, tepat jam 8 pagi di depan kamar Sukampret.

" Preet, gue numpang tidur kamer lo dong, kamer gue panas nih..."

            Dan, kami tidur sampai dua minggu ke depan.

Yaa, begitulah salah satu aspek kehidupan kuliah. Lo bebas milih buat ngisi hari- hari lo dengan berbagai kegiatan positif atau cuma dengan males- malesan sepanjang hari.

Its totally your right to decide it and you’ll get the worth result according to your doing!





Eh, gue tidur dulu ya.

2 comments:

Share you wacky thought, buddy!